Judul: Seribu Malam Untuk Muhammad
Penulis: Fahd Djibran
Penerbit: Kurniaesa Publishing
Cetakan Ketiga: Februari 2012
ISBN: 978-602-99349-7-7
“Apakah yang lebih besar dan lebih utama daripada iman, ?”
Aku masih mengingat kata-kata itu, Azalea, Aku masih mengingat wajahnya
: Muhammad, dengan senyum tulus “kebaikan,”
katanya tiba-tiba, “melebih apapun, adalah
yang paling utama dari semuanya itu. Aku menyebutnya Ihsan.”
Seribu malam untuk muhammad,
hanya butuh waktu semalam untuk menghabiskan buku setebal kurang lebih
150 halaman ini. Tidak seperti biasanya, buku ini mampu menggetarkan hati para
pembaca yang juga merindukan sosok perangai berhati mulia, “Muhammad”. Menurut fhad
Djibran, penulis Buku Seribu malam untuk
muhammad ini, adalah kisah nyata yang sebenarnya merupakan surat setebal 100
halaman yang dikirimkan penulis surat yang tidak disebutkan namanya itu kepada
kekasihnya Azalea.
“aku” tokoh penulis surat dalam buku ini, mengungkapkan
mengapa ia pergi meninggalkan azalea kekasihnya tanpa sebab dan tanpa sekata
apapun darinya. Surat setebal 100 halaman pun akhirnya dia kirimkan kepada
Azalea yang tidak pernah memberikan kabar selama 2 tahun lamanya.
Berawal dari mimpi yang dia alaminya, sampai bergulat dengan
hatinya untuk mencari tahu sosok yang hadir di mimpinya itu. Dikala itu “aku”
berada disuatu tempat yang entah dimana, seperti padang pasir yang sangat luas
dan merasa dirinya penuh dengan dosa dan keburukan. Tiba-tiba dia bertemu
dengan sosok laki-laki yang nyaris sempurna dengan paras bercahaya, bersih,
tampan, bola mata hitam legam, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk
ditambah dengan senyum tulus dari bibirnya. Laki-laki itu bertanya kepadanya, “Apa
yang lebih penting daripada Iman ?” dan
dia menjawab dengan singkat “tidak tahu”. Lalu laki-laki itu pun mengulang
dengan pertanyaan yang sama, dan diapun tetap menjawab dengan “tidak tahu”. Lalu
sambil tersenyum laki-laki itu memberikan air yang jernih dalam sebuah cangkir
dan berkata padanya, “minumlah, kamu membutuhkannya” setelah meminum air itu
dia merasa kesejukan menghinggapi dirinya hingga ke lubuk hati dan pikirannya,
serasa sel-sel mati hidup kembali dalam tubuhnya.
“Kebaikan” katanya tiba-tiba, “yang lebih penting dan lebih
utama dari semuanya, Aku menyebutnya, Ihsan” , katanya. Aku masih mengingat saat-saat ketika
punggungnya menjauh, menjauh, terus menjauh, menjelma sunyi yang bergaung dalm
hatiku… Muhammad, Muhammad, Muhammad..
Berawal dari mimpi itu pun “aku”
mulai mencari tahu tentang sosok bernama “Muhammad” itu. Dia memutuskan untuk
meninggalkan aktivitasnya termasuk hubungannya dengan kekasihnya Azalea untuk menuruti
permintaan hatinya. Berapa referensi tentang “Muhammad” dia dapati dan semakin
menguatkan akan kemuliaan sosok tersebut.
Buku ini mampu membuat mata
berkaca-kaca, entah bagaimana kerinduan kita sebagai seorang muslim kepada
Rasulullah SAW, yang tak kunjung diberi kesempatan untuk bertemu dengan sosok
mulia ini. Justru dalam buku ini sangat diterangkan bahwa sosok “aku” adalah
seorang non-muslim yang diberi kesempatan bertemu dengan Baginda Rosulullah
SAW. Ini membuktikan bahwa hidayah itu bisa datang kapan saja dan kepada siapa
saja.
Dalam buku ini pun kata-kata yang
Rasulullah patut menjadi renungan, “kebaikan, Melebihi apapun dari semua itu, aku
menyebutnya Ihsan” . dalam buku ini sesuai dengan mimpi sosok “aku”
menambah satu lagi pengetahuan kita bahwa kebaikan lebih utama daripada
semuanya, termasuk lebih utama dari sebuah keimanan semata.
Diakhir buku atau surat setebal 100 halaman ini, juga tidak
dijelaskan apakah “aku” merubah keimanannya menjadi pemeluk islam dan pengangung
Muhammad. Tapi dengan surat itu diceritakan bahwa Azalea, kekasihnya itu telah
memeluk Islam, dan berpikir bahwa surat itu selain bermanfaat untuk dirinya sendiri, juga mampu membawa manfaat bagi
semua orang. oleh karena itu, Azalea memberikan surat itu kepada fhad Djibran untuk diterbitkan dalam bentu buku tanpa editing.
Terima kasih kepada Azalea, yang memberikan izin untuk
menerbitkan surat itu dalam bentuk buku oleh fhad djibran semoga rahmat Allah
tercurahkan kepadamu.
Yang lebih utama dari iman adalah kebaikan, jadi teruslah
berbuat kebaikan....!!